Air adalah sumber kehidupan. Manusia masih bisa hidup tidak makan selama tiga hari, akan tetapi manusia tidak bisa hidup bila tidak minum selama tiga hari. Artinya air sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup termasuk manusia. Tidak salah Tuhan membuat dunia ini, dua pertiganya adalah air (lautan) dan sepertiga adalah daratan.
Begitu air di bumi ini, tetapi bukan berarti manusia dan makhluk hidup lainnya tidak akan kesulitan dalam memeroleh air, terutama air bersih. Kenyataan yang ada kini banyak manusia dan makhluk hidup di bumi ini mulai kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Mengapa bisa manusia dan makhluk hidup kesulitan memeroleh air bersih? Jawabnya, karena manusia sebagai pemimpin di bumi ini belum mengelola air secara baik dan benar.
Bagaimana mengelola air dengan baik dan benar? Jawabnya manusia jangan merusak lingkungan, sebab lingkungan yang rusak maka sumber air bersih juga akan rusak atau hilang.
Lingkungan mutlak baik karena kondisi alam sangat memengaruhi ketersedian air bersih. Tegasnya, air yang ada di dunia ini harus dikelola dengan baik dan benar karena tanpa pengelolaan yang baik dan benar manusia dan makhluk hidup akan sulit mendapatkan
air bersih untuk hidupnya.
Menjaga lingkungan agar jangan rusak harus dilakukan sejak dini, jika tidak maka berbagai kejadian terus terjadi, seperti kekeringan, banjir dan tanah longsor. Masalah yang sangat sederhana banyak daerah di Indonesia mengalami kesulitan air bersih dan banyak daerah yang kelebihan air bersih. Jika musim kemarau terjadi kekeringan dan jika musim penghujan terjadi banjir dan tanah longsor.
Manajemen Air Bersih
Bukan hanya jangan merusak lingkungan akan tetapi harus ada sistem pengelolaan (manajemen) air bersih secara profesional. Manajemen air itu menempatkan peruntukan air yang sebenarnya seperti air untuk pertanian dan peternakan digunakan air golongan tiga, air untuk diminum digunakan air golongan pertama, air untuk kebutuhan mandi, mencuci digunakan air golongan dua, air untuk sumber energi atau menggerakkan turbin pembangkit listrik tenaga air digunakan air golongan empat.
Manajemen air mengatur peruntukan air sesuai dengan kegunaannya. Saat ini masih banyak yang saling tumpang-tindih dalam hal kegunaan air, akibatnya manusia dan makhluk hidup lainnya kekurangan air.
Penulis melihat banyak daerah di Sumatera Utara belum melakukan manajemen air yang baik dan benar seperti di daerah Tapanuli (kabupaten Toba Samosir, Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan) banyak air yang tidak sesuai peruntukannya. Air golongan dua di kabupaten Toba Samosir dijadikan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan banyak air golongan tiga tidak dipergunakan untuk dunia pertanian dan peternakan sebab irigasi belum baik sehingga pertanian airnya masih mengandalkan air hujan. Belum ada manajemen air untuk mengairi pertanian (persawahan) yang ada di daerah itu.
Mengelola air dengan baik dan benar bisa dilakukan semua manusia minimal yang paling sederhana yakni hemat mempergunakan air, sesuai dengan kebutuhan dan proporsional. Menurut data dari Stockholm International Water Institute (SIWI) di Swedia menyebutkan penduduk dunia kini memakai air sekitar 4.500 kilometer kubik air setiap tahun untuk semua kebutuhan.
Jangan Rusak Lingkungan
Data yang dilansir SIWI itu pada asarnya tidak masalah apa bila manusia mengelola kegunaan air dengan baik dan benar serta tidak merusak lingkungan. Seharusnya, semua pihak, terutama pemerintah harus berkomitmen untuk tidak merusak lingkungan atas nama apapun juga. Bila lingkungan tidak dirusak maka ketersediaan air bagi semua makhluk hidup dapat dipenuhi.
Tidak merusak lingkungan dan menata lingkungan hidup yang baik dan benar adalah kunci sukses tersedianya air bersih bagi manusia. Menata lingkungan seperti di daerah perkotaan harus memiliki ruang terbuka (ruang hijau) agar ada daerah resapan air, saluran air harus baik dan benar agar terhindar dari pencemaran air.
Perlu menciptakan keseimbangan ekosistem alam dengan menjaga kelestarian hutan sebagai sumber air untuk kehidupan. Pemerintah dan pengusaha tidak menebang hutan alam karena berfungsi sebagai “jantung” sirkulasi air dari lautan ke daratan. Rusaknya lingkungan ditandai dengan indikator terjadinya pemanasan global, terjadinya banjir, tanah longsor dan kekeringan.
Informasi kerusakan lingkungan, edukasi (pendidikan) lingkungan harus terus dilakukan. Kehadiran media cetak seperti surat kabar Harian Analisa yang menghadirkan halaman lingkungan patut diapresiasi karena memberikan informasi dan edukasi tentang pentingnya lingkungan hidup.
Mulai dari sekarang, bertindak bijaksana mengatur penggunaan air sebelum tidak memiliki air lagi. Menata lingkungan hidup dengan baik dan benar, tidak merusak lingkungan menciptakan sumber air sepanjang masa. Dan maafaatkanlah penggunaan air Anda sebaik mungkin pakai air sesuai kebutuhan Anda.
Hydro Alat Penjernih Air Mengatasi permasalahan air Anda mulai dari kerusakan lingkungan , air limbah rumah tangga dan industri.
Penulis adalah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Medan Area (UMA), pemerhati masalah sosial, budaya dan lingkungan, Oleh Oleh: Fatimahhakki Salsabela M